Aku pernah ikut sebuah ekskul bahasa inggris di sekitaran jalan baleendah. Aku ikut dalam programnya selama ±40 hari. Selama ekskul itu aku selalu hadir, tapi ada 1 hari aku sangat sekali malas untuk melangkahkan kakiku kesana. Akhirnya aku beralasan saja izin karena sakit haid, dan memang kebetulan pada saat waktu itu aku sedang datang bulan. Jadi, ya, ada opsi lain lah. (tolong jangan ditiru sifat malas saya satu ini ya, teman-teman).
Kejadian ini sebenarnya terjadi satu tahun lalu, di bulan mei tepatnya. Butuh usaha untuk aku mengingat kembali kejadiannya.
Acara itu berlangsung dari pagi sampai sore hari. Melelahkan, bukan? Selama hampir seharian penuh menghabiskan waktu dengan orang-orang yang masih terbilang 'asing' bagiku. Jiwa introvert ku terpaksa harus ku hilangkan dulu. Sayang sekali.
Singkat cerita akhirnya sampai di penghujung acara. Ini saatnya kami prepare untuk pulang. Semua anak-anak didik yang hadir berasal dari dua cabang, alhasil lumayan banyak. Karena sibuknya acara, sampai lupa bahwa aku mempunyai seseorang yang khawatir padaku di seberang sana. Maaf aku sempat melupakan akan sosok mu.
Sebuah pesan singkat muncul di layar handphone-ku, “masih sibuk ya? Sok atuh ya, aa nungguin aja.” Begitu katanya. Selesai melihat pesan itu aku tak langsung membalasnya. Karena sibuk melihat ramainya jalanan, untuk memastikan kakak kandungku benar menjeputku atau tidak. Karena hari semakin gelap, sedang kala itu aku tak sanggup untuk berdiri lagi karena lelahnya seharian bermain dengan banyak orang.
Akhirnya sampai di rumah. Sungguh, aku sangat rindu kasur di tempat tidurku itu, ingin sekali merebahkan tubuh ku ini. Tapi aku ingat bahwa sebelum pulang ada seseorang yang menunggu kabar dariku. Bayangkan saja, satu harian penuh aku tak saling berkabar dengannya, wajar jika dia khawatir. Aku balas pesan itu dengan singkat.
Setibanya di rumah aku merasa tidak enak badan, pertanda aku akan sakit. Memang cuacanya juga agak sedikit hujan sewaktu diperjalanan tadi. Alhasil imun tubuhku yang lemah tak bisa melawan virus itu.
Aku bilang padanya bahwa aku sedang sakit. Dia merespon dengan penuh khawatir, takut jika sakit ku semakin parah. Padahal, nggak seharusnya berlebihan juga, karena ini hanya sakit batuk pilek biasa. Tapi ada yang aneh dengan sakit ku kali ini.
Yang aku rasakan selain batuk dan demam, aku juga merasa tak ada selera untuk makan dan indera penciumanku mendadak hilang. Sungguh aneh. Tapi beruntung setelah ±2 minggu, sakitku mulai mereda. Sedikit obat yang aku makan. Karena aku sangat tidak suka sekali untuk memakan obat, meskipun sedari kecil aku sering sakit-sakitan.
Sewaktu kecil aku sering sakit-sakitan, tapi hanya sebentar dan tak pernah menaruhkan sedikit luka. Namun sekarang berbeda, aku sering sakit karena sebuah pengharapan ku kepada manusia.
••••
Sakitku sewaktu kecil dan sekarang memang sama. Namun bedanya, sakitku sekarang banyak menaruhkan luka.