Mie Laksa Singapura


Gelapnya malam kini sedang diguyur hujan. Kebetulan hari minggu, aku bisa sedikit untuk bermalas-malasan. Aku dengan dia memang posisinya sudah bukan lagi seorang kekasih. Tapi sehari-hari kita selalu isi dengan saling bertukar kabar. Sulit memang hubungan yang tidak jelas ini. Entah arahnya akan dibawa kemana.

 

Terkadang, memang pikiran yang sedang tak ingin kita pikirkan itu selalu saja datang meski kita berusaha tuk menangkalnya.

 

Malam itu aku sangat ingin memasak mie. Aku lihat ke dapur, ternyata persediaan mie habis, jadi terpaksa aku harus mengambil mie ke toko. Beruntung orangtuaku punya toko kelontong, jadi aku bisa ambil jajanan apa saja yang sedang aku inginkan. Ya, meskipun begitu, aku tetap berusaha untuk bayar kok, meskipun ku bayar setengah harga dari aslinya. Tidak apa lah ya, asal jangan ke toko orang lain aja, wkwk.

 

Aku datang ke toko dan langsung membawa varian rasa mie yang beragam. Aku tertarik pada kemasan mie warna hitam-oranye, yang foto om siwon. Setelahnya aku menanyai mamah, “mah, aku masak mie, boleh nggak?” Aku tanya sambil memegang mie varian laksa, dan aku tanya langsung ke inti. Tapi kau tahu apa jawaban mamahku? Sangat diluar ekspektasi. Mamah jawab, “iya sok aja neng. Asal jangan mikirin mantan,” dengan nada bercandanya. Sontak akupun tertawa kecil.

 

Ah, mamah sepertinya tahu kalau aku pernah menjalin hubungan dengan seorang lelaki.

Aku sebenarnya tertutup perihal ini, tak ada satupun orang rumah yang tahu. Namun, kerahasiaan yang kututupi itu akhirnya bocor juga akibat ulahku sendiri.

 

Ya, mau bagaimana lagi. Nasi sudah menjadi bubur. Aku tak mampu menutupi kebohonganku bahwa dulu aku sangat begitu mencintainya. Saking cintanya, sampai lupa bahwa hubungan kita sudah tak ada apa-apa didalamnya.

 

                          ••••                

 

Sesuatu yang sering kau tutupi, akhirnya akan terbongkar juga karena ulah mu sendiri.

 

Previous Post Next Post