Gelapnya malam kini sedang diguyur hujan. Kebetulan hari minggu, aku bisa sedikit untuk bermalas-malasan. Aku dengan dia memang posisinya sudah bukan lagi seorang kekasih. Tapi sehari-hari kita selalu isi dengan saling bertukar kabar. Sulit memang hubungan yang tidak jelas ini. Entah arahnya akan dibawa kemana.
Terkadang, memang pikiran yang sedang tak ingin kita
pikirkan itu selalu saja datang meski kita berusaha tuk menangkalnya.
Malam itu aku sangat ingin memasak mie. Aku lihat ke
dapur, ternyata persediaan mie habis, jadi terpaksa aku harus mengambil mie ke
toko. Beruntung orangtuaku punya toko kelontong, jadi aku bisa ambil jajanan
apa saja yang sedang aku inginkan. Ya, meskipun begitu, aku tetap berusaha
untuk bayar kok, meskipun ku bayar setengah harga dari aslinya. Tidak apa lah
ya, asal jangan ke toko orang lain aja, wkwk.
Aku datang ke toko dan langsung membawa varian rasa mie
yang beragam. Aku tertarik pada kemasan mie warna hitam-oranye, yang foto om
siwon. Setelahnya aku menanyai mamah, “mah, aku masak mie, boleh nggak?” Aku
tanya sambil memegang mie varian laksa, dan aku tanya langsung ke inti. Tapi
kau tahu apa jawaban mamahku? Sangat diluar ekspektasi. Mamah jawab, “iya sok
aja neng. Asal jangan mikirin mantan,” dengan nada bercandanya. Sontak akupun
tertawa kecil.
Ah, mamah sepertinya tahu kalau aku pernah menjalin
hubungan dengan seorang lelaki.
Aku sebenarnya tertutup perihal ini, tak ada satupun
orang rumah yang tahu. Namun, kerahasiaan yang kututupi itu akhirnya bocor juga
akibat ulahku sendiri.
Ya, mau bagaimana lagi. Nasi sudah menjadi bubur. Aku tak
mampu menutupi kebohonganku bahwa dulu aku sangat begitu mencintainya. Saking
cintanya, sampai lupa bahwa hubungan kita sudah tak ada apa-apa didalamnya.
••••
Sesuatu yang sering kau tutupi, akhirnya akan terbongkar
juga karena ulah mu sendiri.