Stres Boleh Datang, Tapi Kita Nggak Boleh Lupa Allah

 


Di tengah tumpukan tugas, konflik pertemanan, overthinking tentang masa depan, atau bahkan hati yang lagi patah—stres datang tanpa diundang. Rasanya sesak, males ngapa-ngapain, dan dunia seperti berhenti peduli. Tapi tenang, kamu nggak sendiri. Dan lebih penting lagi: kamu nggak harus menghadapi itu semua sendirian.


Banyak orang lari ke musik keras, tidur berjam-jam, atau scrolling TikTok tanpa henti buat mengalihkan diri dari stres. Tapi Islam menawarkan sesuatu yang lebih dari sekadar pelarian: keseimbangan jiwa yang datang dari kedekatan dengan Allah.


Bimbingan dan Konseling Islam (BKI) bukan cuma mata kuliah atau profesi. Ia adalah jalan kembali—cara untuk menata ulang jiwa yang berantakan. Tujuan BKI bukan hanya buat “nyembuhin” masalah psikologis, tapi juga buat menguatkan kembali hubungan kita dengan Tuhan.


Konselor dalam BKI bukan “tukang nasihat” yang nyuruh ini-itu. Mereka lebih kayak sahabat spiritual yang ngasih ruang buat kamu bicara, mendengarkan, dan pelan-pelan membimbingmu keluar dari keruwetan batin.


Kenali Stres, Jangan Dianggap Sepele

Stres itu nyata. Ia bukan sekadar “baper” atau “drama”. Ia bisa muncul karena tekanan tugas, lingkungan yang toxic, konflik batin, atau ekspektasi diri yang terlalu tinggi. Gejalanya? Nggak bisa tidur, badan capek terus, gampang marah, males makan, atau malah makan terus.


Stres ringan mungkin cuma bikin kita pengen rebahan seharian. Tapi stres berat bisa bikin seseorang kehilangan arah hidup. Di sinilah BKI datang membawa cahaya.


Terapi Islami yang Gampang Tapi Dalam

Kamu nggak harus jadi ustaz buat bisa menerapkan BKI ke dalam hidupmu. Cukup buka hati dan pelan-pelan ikuti empat resep utama ini:

  1. Shalat dengan khusyu
    Bukan sekadar gerakan cepat-cepat biar selesai, tapi benar-benar shalat yang menyambung hati ke langit. Yang bikin kamu merasa, “Aku nggak sendiri. Allah masih denger.” Bahkan tahajud di malam sepi bisa jadi ruang curhat terbaik
  2. Dzikir
    Bukan cuma “subhanallah, alhamdulillah, Allahu akbar” yang diucap sambil lalu. Tapi dzikir yang jadi napas hati. Karena saat dunia terlalu bising, dzikir jadi suara paling jernih yang bisa kamu dengar.
  3. Doa
    Doa itu bukan formalitas. Ia adalah tangisan sunyi, pengakuan lemah dari seorang hamba yang nggak tahu harus ke mana lagi selain kepada Tuhannya. Dan Allah? Dia Maha Mendengar, bahkan sebelum kamu ucapkan.
  4. Baca Al-Qur’an
    Bukan sekadar mengaji, tapi meresapi. Karena di setiap ayatnya, ada pesan khusus yang kadang seperti ditulis khusus buat masalah kamu hari ini.

Mengelola stres nggak harus meninggalkan dunia. Kita tetap bisa healing ke pantai, nonton film lucu, atau main bareng teman. Tapi kalau pengen healing yang sampai ke dasar jiwa, ya harus nyambungin diri ke Allah.


Dan di situlah letak keunggulan BKI. Ia nggak suruh kamu anti sains atau terapi modern. Tapi ia menyeimbangkan. BKI bilang, "Yuk rawat tubuh dan pikiranmu, tapi jangan lupa jiwamu juga butuh pelukan dari Tuhannya."


Karena Hidup Itu Nggak Selalu Mudah, Tapi Selalu Bisa Dijalani

Kita semua pernah ada di titik lelah, bingung, bahkan nyaris putus asa. Tapi jangan biarkan dirimu terjebak. Ada banyak jalan keluar, dan BKI adalah salah satu yang paling manusiawi dan paling ilahi sekaligus.


Karena pada akhirnya, yang kita cari dari hidup bukan cuma bebas stres, tapi hati yang damai—yang yakin bahwa segala cobaan itu adalah cara Allah memeluk hamba-Nya lebih erat. []

Lebih baru Lebih lama