Perihal diri ini harus diapakan ya?
Karena pada dasarnya diri ini sudah rusak, di lucuti oleh luka. Di pecut keras oleh duka. Di makan habis oleh pedih. Di tenggelamkan oleh kenyataan. Singkatnya, sudah terlalu berantakan untuk hanya sekedar dikatakan baik baik saja.
Terjebak di ruang menyedihkan, terkurung Bersama angan yang menyesakkan, juga tentang sedih yang tak berkesudahan. Menyisakan luka, dan pedih yang berkepanjangan. Jadi layak ko untuk di tiadakan. Ternyata pundak manusia satu ini, tidak sekuat yang tuhan kira.
Dari mulai rumah, yang kadang engga ramah. Lari sekencang mungkin, barangkali di luar sana bisa mendapat bahagia, meskipun hanya sekejap pun tidak apa apa. Tapi ternyata, kehidupan di luar sana sama saja kejamnya untuk manusia payah satu ini.
Manusia manusia datang dengan lantang, dan hilang dengan angkuh. Membuat ruang nyaman, seolah olah manusia satu ini adalah ratu. Tapi, dengan mudahnya juga manusia manusia pergi meninggalkan, dan menyisakan ruang yang semakin berantakan.
Di hujani banyak harapan, di banjari banyak tuntutan. Kala malam mulai menyapa, dan gelap kembali mendekap, raga ini bukannya tertidur pulas. Tetapi, malam adalah ruang untuk riuhnya isi kepala.
Setiap pagi, adalah rutinitas memakai topeng, agar manusia manusia di luar sana bisa melihat manusia satu ini, baik baik saja, tidak cacat oleh luka. Menjadi badut, adalah hal yang sudah biasa agar manusia manusia di sekelilingnya bisa tersenyum bahkan tertawa terbahak bersama. Melihat mereka tertawa lepas, hanya karna manusia yang penuh dengan topeng ini, rasanya sangat bahagia. Sesederhana itu memang.
Ada rapuh, yang harus terlihat rapih. Lelah, rasanya sudah kelu untuk di maki. Menangis untuk menyuarakan isi hati, sudah menjadi hal yang biasa. Dan pada akhirnya, yang tersisa hanyalah diri sendiri. Dan satu hal yang akan selalu ada, ya dia yang selalu ada, dia yang selalu dekat, dia yang tidak pernah hilang, dia yang tidak pernah meninggalkan adalah tuhan.
Tuhan, ternyata capek itu rasanya gini ya. Tuhan, maaf manusia satu ini selalu meraung pada-Mu. Dan, tuhan tahu? Manusia satu ini tidak sehebat yang tuhan kira. Dan ya, tuhan terimakasi ya, sudah selalu mendekap erat, seorang hamba yang berlumur dosa ini.
Note:
Ingatlah satu hal, tuhan tidak akan pernah meninggalkan sekalipun kamu sedang lari jauh darinya. Tuhan selalu menunggu, dan merindukan rintihan hambanya. Tuhan tidak pernah tidur, dan tuhan tidak akan memberikan cobaan di luar batas kemampuan hambanya. Jadi tunggu apalagi? Kembalilah pada tuhan, dan mengadu lah sebanyak mungkin.