Tak habis pikir, semuanya harus terjadi. Mau bagaimana lagi, kejadiannya sudah teralami. Lambat laun, semuanya menjadi tumpukan beban di hati. Entah apakah aku bisa menjalani semua ini? Entahlah..
Sekarang banyak lalu lalang berkecamuk di pikiran. Ruwet, emosi makin mumet, ah.. Jadi serba jelimet. Aku sedang membenci kondisiku sendiri.
Lelah, ya semakin terasa melelahkan hari hari ini. Apakah kalian mengerti apa yang sedang aku alami? Banyak orang yang hanya melihat akhirnya, tanpa mengetahui awalnya.
Aku hampir saja putus asa, jika saja Allah tak menghadirkan seseorang yang menunjukanku jalan pulang. Jalan untukku kembali pada ketenangan. Ketenangan yang selama ini dinanti. Ketenangan yang sejati.
Ia menasehatiku bahwa semua beban ini bisa selesai dan terjawab dengan Al-Quran.
Al-Quran mengajariku untuk menepi dan merawat ketenangan di hati.
Menepi sejenak dari hiruk pikuk pikiran dan perasaan yang meracuni jiwa. Menepi untuk bisa melihat, mendengar dan merasakan.
Melihat sudut pandang lain, sisi sisi baik dan positif tentang aku. Mendengar hati nurani yang memberi tau dimana letak jalan keluar sesungguhnya. Merasakan betapa Allah sebetulnya hadir dalam setiap deru nafasku.
Ambil nafas panjang, menepilah sejenak untuk beristirahat. Saat kita tenang, pikiran jadi lebih tentram. Saat pikiran tentram, maka ide ide baik dan produktif akan bermunculan.
Kawan, terimakasih untuk senantiasa memberi senyuman di saat hati berantakan.