Konseling Islami: Menyembuhkan Jiwa, Mengembalikan Fitrah

 


Di tengah dunia modern yang semakin individualistik dan sering kehilangan arah, masalah-masalah kejiwaan seperti stres, kecemasan, dan depresi menjadi fenomena sehari-hari. Banyak pendekatan konseling yang ditawarkan untuk mengatasi ini, kebanyakan berasal dari dunia Barat. Tapi, pernahkah kita bertanya: adakah cara menyembuhkan jiwa yang lebih sesuai dengan akar iman kita?


Di sinilah pentingnya gagasan konseling Islami. Dalam bukunya, Konseling Islami, Erhamwilda mengajak kita merenung lebih dalam: bahwa konseling bukan hanya soal memperbaiki perilaku atau pikiran, tapi soal mengembalikan manusia kepada fitrah sucinya—fitrah yang mengenal, mencintai, dan tunduk kepada Allah.


Ilmu Konseling Harus Berakar pada Wahyu

Menurut Erhamwilda, konseling Islami tidak sekadar mengadopsi teori Barat lalu menambahkan label Islami. Konseling Islami harus berakar kuat pada Al-Qur'an dan Hadis, memahami manusia sebagai makhluk jasmani dan ruhani, dengan potensi akal, hati, dan nafsu yang harus ditata seimbang.


Bukan berarti konseling Islami anti terhadap pendekatan ilmiah modern. Justru ilmu psikologi Barat tetap dikaji dan diadaptasi secara kritis, disaring melalui nilai-nilai Islam agar tetap relevan dan tidak bertentangan dengan syariat.


Masalah Mental Itu Masalah Ruhani Juga

Dalam Islam, kesehatan mental bukan hanya tentang menghilangkan stres atau trauma. Kesehatan mental adalah tentang keseimbangan jiwa—hubungan harmonis dengan diri sendiri, sesama, dan tentu saja, Allah.
Erhamwilda menegaskan bahwa banyak masalah mental hari ini berakar dari:

  • Hati yang kotor oleh dosa dan penyakit hati seperti iri, dengki, sombong.
  • Akal yang disalahgunakan untuk menipu, menjustifikasi kesalahan.
  • Lingkungan yang rusak, yang mendorong gaya hidup jauh dari nilai-nilai luhur.


Karena itu, konseling Islami tidak hanya menawarkan "coping skill" duniawi, tapi mengajak individu kembali kepada kebersihan hati, kepada nilai taqwa, sabar, syukur, dan tawakal.


Teknik Konseling Islami: Bijaksana dan Penuh Kasih

Erhamwilda juga menawarkan teknik-teknik konseling yang diambil langsung dari ajaran Islam:

  • Al-Hikmah: Memberikan arahan dengan kebijaksanaan, bukan menghakimi.
  • Al-Mau’izhoh Al-Hasanah: Memberi nasihat yang lembut dan mengena.
  • Mujadalah bil Ahsan: Berdialog dengan cara terbaik, membangun, bukan merendahkan.


Ini adalah pendekatan yang sangat manusiawi. Seorang konselor Islami bukan hanya terapis, tapi juga sahabat spiritual yang membantu klien menemukan jalannya kembali kepada Allah, tanpa paksaan, tanpa tekanan.


Konseling: Bukan Hanya Profesi, Tapi Ibadah

Bagi Erhamwilda, konseling Islami lebih dari sekadar profesi. Ini adalah bentuk ibadah. Membantu seseorang berdamai dengan dirinya, memperbaiki hubungannya dengan Allah, dan membangun kepercayaan dirinya untuk kembali menjalani hidup dengan penuh makna adalah amal jariyah yang luar biasa.


Konseling Islami mengajarkan kita bahwa healing sejati bukanlah melupakan luka, tapi mengubah luka menjadi jalan pulang kepada Allah. Karena pada akhirnya, yang kita cari dalam kesembuhan bukan hanya ketenangan pikiran, tapi juga kedamaian hati. []

Lebih baru Lebih lama