Atasi Kecemasan dengan Baca Buku: Bimbingan Islami Gaya Literasi

 


Pernah nggak sih kamu merasa cemas sampai susah tidur, nggak fokus belajar, atau bahkan pengen nyerah aja? Tenang, kamu nggak sendirian. Kecemasan itu manusiawi banget, apalagi buat kita yang masih sekolah, kuliah, atau lagi nyari arah hidup. Tapi tahukah kamu kalau ada cara unik dan islami buat ngurangin kecemasan itu? Caranya adalah: baca buku—tapi bukan sembarang baca, ini namanya bibliotherapy.

Bibliotherapy, atau terapi membaca, bukan sekadar kegiatan membaca buku motivasi. Ini adalah proses sadar dan terarah untuk menyembuhkan atau meringankan beban psikologis dengan bahan bacaan yang tepat. Dan yang lebih keren lagi, metode ini bisa dikombinasikan dengan bimbingan konseling Islam.

Dalam praktiknya, seorang guru BK (Bimbingan Konseling) Islami di MA NW Apitaik, Lombok, mencoba pendekatan ini ke siswa-siswi yang punya kecemasan. Mereka nggak langsung disuruh curhat atau ditasbihkan, tapi diajak membaca cerita yang relevan dengan hidup mereka, mendiskusikannya, bahkan mengekspresikan perasaannya lewat menggambar, menulis puisi, atau bermain peran. Ternyata, dampaknya luar biasa: siswa jadi lebih tenang, sadar diri, dan bahkan lebih semangat sekolah.

Kenapa bisa begitu? Karena bibliotherapy bikin kita merasa "nggak sendirian". Ketika kita membaca kisah tokoh yang punya masalah mirip dengan kita, kita merasa terwakili. Kita belajar dari cara mereka menghadapi masalah, dan kita mulai melihat bahwa semua rasa takut itu bisa dilalui. Dalam Islam, proses ini juga bisa jadi bagian dari pemurnian jiwa (tazkiyatun nafs). Dengan memahami diri dan mendekat pada Allah lewat refleksi, kita nggak cuma sembuh dari cemas, tapi juga tumbuh sebagai pribadi yang lebih kuat.

Teknik bibliotherapy ini punya beberapa tahap: pertama, kita mengidentifikasi masalah kita. Lalu, guru atau konselor bakal bantu memilih bacaan yang pas. Setelah itu, kita diajak merenung dan berdiskusi, kadang pakai media seni atau permainan. Terakhir, ada tindak lanjut buat memastikan bahwa yang kita baca bener-bener berdampak.

Ada juga beberapa versi terapi ini:

  • Self-help bibliotherapy: baca buku pengembangan diri atau nonfiksi.

  • Creative bibliotherapy: fiksi, puisi, biografi, bahkan nulis cerita sendiri.

  • Informal bibliotherapy: diskusi santai atau sharing buku bareng teman.

Yang bikin menarik, pendekatan ini nggak butuh alat mahal. Kamu cuma butuh buku, pendamping yang peka (bisa guru, konselor, atau bahkan teman), dan ruang aman buat berekspresi. Di zaman digital sekarang, bahan bacaan bisa diakses lewat e-book atau artikel daring, jadi lebih fleksibel.

Esensi dari konseling Islam di sini adalah mengembalikan manusia ke fitrahnya. Jiwa yang tenang adalah jiwa yang dekat dengan Tuhan, paham akan dirinya sendiri, dan tahu harus melangkah ke mana. Maka membaca bukan cuma aktivitas intelektual, tapi bisa jadi proses spiritual. Setiap kalimat yang kita baca bisa jadi cermin untuk melihat ke dalam diri.

Jadi kalau kamu lagi dilanda cemas, overthinking, atau merasa stuck dalam hidup, mungkin saatnya coba terapi membaca. Cari cerita yang relate, catat bagian yang menampar, dan diskusikan dengan orang yang kamu percaya. Bisa jadi, kamu menemukan jawaban yang kamu cari—bukan dari luar, tapi dari dalam hatimu sendiri.

Lebih baru Lebih lama